Ilmu Pengetahuan
Ø Pengertian
ilmu pengetahuan
Ilmu
pengetahuan, sebagai objek, merupakan himpunan informasi yang berupa
pengetahuan ilmiah tentang gejala yang dapat dilihat, dirasakan, atau dialami.
Gejala tersebut dapat berupa gejala alam (seperti angin, air, gempa bumi,
ombak, gerak benda) atau gejala sosial (seperti masyarakat bangsa, unjuk rasa,
kemiskinan, kemakmuran), ataupun gejala pikir, yang abstrak wujudnya, seperti
konsep-konsep tentang bilangan dan himpunan di dalam matematika.
Masalah
yang menjadi perhatian di dalam aktifitas ilmu pengetahuan adalah pencarian
kejelasan dan perumusan penjelasan mengenai struktur, fungsi dan gejala-gejala,
baik gejala alam, gejala sosial, maupun gejala pikir. Dengan demikian
bentuk-bentuk dari hasil kegiatan ilmu pengetahuan mencakup dua hal yaitu
penjelasan terhadap sesuatu gejala, yang dinyatakan sebagai teori, serta
kesimpulan dari hasil observasi atau hasil penjelasan sesuatu gejala yang
dinyatakan sebagai (i) Hukum, bila gejalanya merupakan gejala alam, (ii) Dalil,
bila gejalanya merupakan gejala pikir atau gejala abstrak.
Ø 4
hal sikap yang ilmiah
Sikap
ilmiah adalah sikap yang seharusnya dimiliki oleh setiap ilmuwan dalam
melakukan tugasnya (mempelajari, meneruskan, menolak/menerima serta
mengubah/menambah suatu ilmu). Untuk mencapai suatu pengetahuan yang ilmiah dan
obyektif diperlukan sikap yang bersifat ilmiah, yang meliputi empat hal yaitu :
1. Tidak
ada perasaan yang bersifat pamrih sehingga mencapai pengetahuan ilmiah yang
obyektif.
2. Selektif,
artinya mengadakan pemilihan terhadap masalah yang dihadapi supaya didukung
oleh fakta atau gejala, dan mengadakan pemilihan terhadap hipotesis yang ada.
3. Bekerja
sama
Dalam kehidupan sehari-hari, peneliti
yang baik mampu bekerja sama dengan orang lain dan tidak mementingkan diri
sendiri. Ia meyakini bahwa dirinya tidak dapat hidup tanpa bantuan orang lain
sehingga keberadaannya senantiasa diharapkan oleh orang lain.
4. Jujur
terhadap Fakta
Peneliti yang baik harus jujur terhadap
fakta dan tidak boleh memanipulasi fakta demi kepentingan penelitiannya karena
penelitian yang baik harus berlandaskan pada studi kepustakaan yang benar agar
kelak jika orang lain melakukan penelitian yang sama, didapatkan hasil yang
sama pula. Apa pun fakta yang diperolehnya, ia harus yakin bahwa itulah yang
sebenarnya.
Teknologi
Ø Pengertian
teknologi
Teknologi
memiliki banyak definisi yang berbeda-beda. Masing-masing dikemukakan oleh
beberapa buku dan ahli dalam bidangnya. Salah satunya dari Kamus Besar Bahasa Indonesia,
Poerbahawadja Harahap, dan beberapa ahli lainnya.
§
Menurut Poerbahawadja Harahap
Teknologi
adalah :
1)
Ilmu yang menyelidiki cara- cara kerja
di dalam teknik.
2)
Ilmu pengetahuan yang digunakan dalam
pabrik- pabrik dan industri- industri.
§ Menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia (1990 : 1158)
Teknologi
adalah :
1)
Metode ilmiah untuk mencapai tujuan praktis
ilmu pengetahuan terapan.
2)
Keseluruhan sarana untuk menyediakan
barang- barang yang diperlukan bagi kelangsungan dan kenyamanan hidup manusia.
Secara
umum, teknologi dapat didefinisikan sebagai entitas, benda maupun tak benda
yang diciptakan secara terpadu melalui perbuatan dan pemikiran untuk mencapai
suatu nilai. Dalam penggunaan ini, teknologi merujuk pada alat dan mesin yang
dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah-masalah di dunia nyata.
Ø Ciri-ciri
fenomena teknik pada masyarakat
Ciri-ciri fenomena
teknik pada masyarakat
Menurut Sastrapratedja (1980)
memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
1. Rasionalitas,
artinya tindakan yang spontan oleh teknik diubah menjadi tindakan yang
direncanakan dengan perhitungan rasional.
2. Artifisialitas,
artinya selalu membuat sesuatu yang buatan atau tidak alamiah.
3. Otomatisme,
artinya dalam hal metode, organisasi dan rumusan dilaksanakan secara otomatis.
4. Teknik
berkembang pada suatu kebudayaan.
5. Monisme,
artinya semua teknik bersatu, saling berinteraksi dan saling bergantung.
6. Universalisme,
artinya teknik melampaui batas-batas kebudayaan dan ideologi, bahkan dapat
menguasai kebudayaan.
7. Otonomi
artinya teknik berkembang menurut prinsip-prinsip sendiri.
Ø Ciri-ciri
teknologi barat
Ciri-ciri Teknologi Barat
1. Serba
intensif dalam segala hal, seperti modal, organisasi, tenaga kerja dan
lain-lain, sehingga lebih akrab dengan kaum elit daripada dengan buruh itu
sendiri.
2. Dalam
struktur sosial, teknologi barat bersifat melestarikan sifat kebergantungan.
3. Kosmologi
atau pandangan teknologi Barat adalah : menganggap dirinya sebagai pusat yang
lain.
Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Nilai
Ø Pengertian
ilmu pengetahuan, teknologi dan nilai
Ilmu
pengetahuan dan teknologi sering dikaitkan dengan nilai atau moral.
Hal
ini besar perhatiannya tatkala dirasakan dampaknya melalui kebijaksanaan
pembangunan,
yang pada hakikatnya adalah penerapan ilmu pengetahuan dan
teknologi.
Penerapan
ilmu pengetahuan khususnya teknologi sering kurang
memperhatikan
masalah nilai, moral atau segi-segi manusiawinya. Keadaan
demikian
tidak luput dari falsafah pembangunannya itu sendiri, dalam
menentukan
pilihan antara orientasi produksi dengan motif ekonomi yang
kuat,
dengan orientasi nilai yang menyangkut segi-segi kemanusiaan yang
terkadang
harus dibayar lebih mahal.
Ilmu
dapatlah dipandang sebagai produk, sebagai proses, dan sebagai
paradigma
etika (Jujun S. Suriasumantri, 1984).
Ilmu dipandang sebagai proses
karena
ilmu merupakan hasil dari kegiatan sosial, yang berusaha memahami
alam,
manusia dan perilakunya baik secara individu atau kelompok.
Apa
yang dihasilkan oleh ilmu pengetahuan seperti sekarang ini merupakan hasil penalaran
(rasio) secara objektif. Ilmu sebagai produk artinya ilmu diperoleh dari hasil metode
keilmuwan yang diakui secara umum dan universal sifatnya. Oleh karena itu ilmu
dapat diuji kebenarannya, sehingga tidak mustahil suatu teori yang sudah mapan
suatu saat dapat ditumbangkan oleh teori lain.
IImu
adalah bukan tujuan tetapi sebagai alat atau sarana dalam rangka
meningkatkan
taraf hidup manusia. dengan memperhatikan dan mengutamakan
kodrat
dan martabat manusia serta menjaga kelestarian lingkungan alam.
Berikut
ini sikap ilmuwan dibagi menjadi dua golongan :
1. Golongan
yang menyatakan ilmu dan teknologi adalah bersifat netral
terhadap nilai-nilai baik secara
ontologis maupun secara aksiologis, soal
penggunaannya terserah kepada si ilmuwan
itu sendiri, apakah digunakan
untuk tujuan baik atau tujuan buruk.
Golongan ini berasumsi bahwa
kebenaran itu dijunjung tinggi sebagai
nilai, sehingga nilai-nilai
kemanusiaan Iainnya dikorbankan demi
teknologi.
2. Golongan
yang menyatakan bahwa ilmu dan teknologi itu bersifat netral
hanya
dalam batas-batas metafisik keilmuwan, sedangkan dalam
penggunaan
dan penelitiannya harus berlandaskan pada asas-asas moral
atau
nilai-nilai. Golongan ini berasumsi bahwa ilmuwan telah mengetahui
apa
yang terjadi apabila ilmu dan teknologi disaIahgunakan.
Nampaknya
iImuwan golongan kedua yang patut kita masyarakatkan
sikapnya
sehingga ilmuwan terbebas dari kecenderungan hal negatif
dibidang
ilmu dan teknologi, dengan mengorbankan nilai-nilai
kemanusiaan.
Upaya
untuk menjinakkan teknologi diantaranya :
1. Mempertimbangkan
atau kalau perlu mengganti kriteria utama dalam
menolak atau menerapkan suatu inovasi
teknologi yang didasarkan pada
keuntungan ekonomis atau sumbangannya
kepada pertumbuhan ekonomi.
2. Pada
tingkat konsekuensi sosial, penerapan teknologi harus merupakan
hasil kesepakatan ilmuan sosial dari
berbagai disiplin ilmu.
Kemiskinan
Ø Pengertian
kemiskinan
Kemiskinan
lazimnya dilukiskan sebagai kurangnya pendapatan untuk memenuhi kebutuhan hidup
yang pokok. Dikatakan berada di bawah garis kemiskinan apabila pendapatan tidak
cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup yang paling pokok seperti pangan, pakaian,
tempat berteduh, dan lain-lain.
Garis
kemiskinan yang menentukan batas minimum pendapatan yang diperlukan untuk
memenuhi kebutuhan pokok dapat dipengaruhi oleh tiga hal :
1. Persepsi
manusia terhadap kebutuhan pokok yang diperlukan.
2. Posisi
manusia dalam lingkungan sekitar.
3. Kebutuhan
obyektif manusia untuk bisa hidup secara manusiawi.
Ø Ciri-ciri
manusia yang hidup dibawah garis kemiskinan
1. Tidak
memiliki faktor-faktor produksi sendiri seperti tanah, modal, keterampilan.
2. Tidak
memiliki kemungkinan untuk memperoleh aset produksi dengan kekuatan sendiri,
seperti untuk memperoleh tanah garapan atau modal usaha.
3. Tingkat
pendidikan mereka rendah, tidak sampai Sekolah Dasar.
4. Kebanyakan
tinggal di desa sebagai pekerja bebas.
5. Banyak
yang hidup di kota berusia muda, dan tidak mempunyai keterampilan.
Ø Fungsi
kemiskinan
1. Fungsi
Ekonomi : Penyediaan tenaga untuk pekerjaan tertentu, menimbulkan dana sosial ,
membuat lapangan kerja baru dan memanfaatkan pemulung dalam mengumpulkan barang
bekas.
2. Fungsi
sosial : Menimbulkan rasa simpatik, sehingga munculnya badan amal dan zakat
untuk menolong kaum miskin yang ada.
3. Fungsi
kultural : Sumber inspirasi kebijaksanaan teknokrat, sumber inspirasi sastawan
dan memperkaya budaya saling mengayomi antar sesama manusia.
4. Fungsi
politik : Sebagai kaum yang merasakan kinerja pemerintahan dalam perbaikan
ekonomi, dan sebagai kaum yang mengkritik jika perekonomian tidak mengalami
perubahan.
Referensi
https://ciptadestiara.wordpress.com
https://mfaisalkemal.wordpress.com/2012/12/24
Social Plugin