1.
Pengertian harapan
Harapan atau asa adalah bentuk dasar
dari kepercayaan akan sesuatu yang diinginkan akan didapatkan atau suatu
kejadian akan berbuah kebaikan di waktu yang akan dating. Pada umumnya harapan
berbentuk abstrak, tidak tampak, namun diyakini bahkan terkadang, dibatin dan
dijadikan sugesti agar terwujud. Namun adakalanya harapan tertumpu pada
seseorang atau sesuatu. Pada praktiknya banyak orang mencoba menjadikan
harapannya menjadi nyata dengan cara berdoa atau berusaha.
2.
Persamaan harapan dan cita-cita
Antara
harapan dan cita-cita terdapat persamaan, yaitu :
·
Keduanya menyangkut masa depan karena
belum terwujud.
·
Pada umumnya dengan cita-cita maupun
harapan orang menginginkan hal yang lebih baik atau meningkat.
Tidak semua orang bisa
menentukan cita-cita. Jika tidak bisa menentukan cita-cita, maka
bercita-citalah untuk menjadi orang yang berguna dan dicintai orang banyak
dengan hidup yang berkecukupan. Untuk mendapatkan motivasi dalam mengejar
cita-cita kita bisa mempelajari kisah sukses orang lain atau membaca atau
melihat film motivasi hidup seperti laskar pelangi. Bila dibandingkan dengan
cita-cita, maka harapan mengandung pengertian tidak terlalu muluk, sedangkan
cita-cita pada umumnya perlu setinggi bintang.
3.
Contoh harapan
Pada saat ini, saya berharap nilai
Ulangan Tengah Semester ini mendapat hasil yang memuaskan dan tak lupa tentu
dengan berusaha sungguh-sungguh. Banyak sekali contoh harapan yang lain apabila
dijelaskan. Misalnya, berharap ingin mempunyai rumah sendiri, berharap ingin
menunaikan orang tua pergi haji, dan sebagainya.
4.
Pengertian doa
Doa adalah memohon atau meminta suatu
yang bersifat baik kepada Allah SWT seperti meminta keselamatan hidup, rizki
yang halal dan keteguhan iman. Sebaiknya kita berdoa kepada Allah SWT setiap
saat karena akan selalu didengar oleh-Nya. Doa mempunyai tujuan, diantara lain :
1)
Memohon
hidup selalu dalam bimbingan Allah SWT.
2)
Agar
selamat dunia akhirat.
3)
Untuk
mengungkapkan rasa syukur kepada Allah SWT.
4)
Meminta
perlindungan Allah SWT dari Setan yang terkutuk.
5)
Dan
lain-lain.
5.
Macam-macam doa
Syeikh Abdurrahman bin Sa’diy berkata:
“Setiap perintah di dalam al Qur’an dan larangan berdoa kepada selain Allah,
meliputi doa masalah (permintaan) dan doa ibadah.”
Adapun
perbedaan antara kedua macam do’a tersebut adalah :
Doa masalah (permintaan) adalah meminta
untuk diberikan manfaat dan dicegah dari kemudharatan, atau sesuatu yang
sifatnya permintaan. Dan ini dibagi menjadi tiga, yaitu :
a) Permintaan
yang ditujukan kepada Allah semata dan ini (termasuk tauhid dan berpahala.)
b) Permintaan
yang ditujukan kepada selain Allah, padahal dia tidak mampu memenuhi dan
memberikan permintaannya. Seperti meminta kepada kuburan, pohon-pohon besar
atau tempat-tempat keramat. Dan ini termasuk syirik dan dosa besar.
c) Permintaan
yang ditujukan kepada selain Allah pada hal-hal yang bisa dipenuhi dan bisa
dilakukan, seperti meminta prang lain, yang masih hidup untuk memindahkan atau
membawakan barangnya dan ini hukumnya boleh.
Doa Ibadah maksudnya semua bentuk ibadah
atau ketaatan yang diberikan kepada Allah baik lahiriah maupun batiniah, karena
pada hakikatnya semua bentuk ibadah misalnya shalat, puasa, haji dan
sebagainya. Tujuan utamanya adalah untuk mendapatkan ridha Allah dan dijauhkan
dari azab-Nya.
6.
Contoh doa
Contoh
doa sehari – hari, yaitu :
1)
Doa Sebelum Makan
“Allahumma
baarik lanaa fiimaa razaqtana wa qinaa ‘adzaa-bannaari Bismillahirrahmaaniraahiimi.”
Artinya
: Ya Allah berkahilah kami dalam rezki yang telah Engkau limpahkan kepada kami,
dan peliharalah kami dari siksa neraka. Dengan nama Allah Yang Maha Pemurah
lagi Maha Penyayang. (HR. Ibnu as-Sani)
2)
Doa Sesudah Makan
“Alhamdulillahilladzii
ath’amanaa wa saqaanaa wa ja’alanaa muslimiina.”
Artinya
: Segala puji bagi Allah Yang telah memberi kami makan dan minum, serta
menjadikan kami muslim. (HR. Abu Daud)
“Alhamdulilaahilladzi
ath’amanii hadzaa wa razaqaniihi min ghayri hawlin minnii wa laa quwwatin.”
Artinya
: Segala puji bagi Allah yang telah memberiku makanan ini dan melipahkannya
kepadaku tanpa daya dan kekuatanku. (HR. Abu Daud, Tirmidzi dan Ibnu Majah)
3)
Doa Sebelum Tidur
“Bismikallahhumma
ahyaa wa bismika amuutu.”
Artinya
: Dengan nama-Mu ya Allah aku hidup dan dengan nama-Mu aku mati. (HR. Bukhari
dan Muslim)
4)
Doa Sesudah Bangun Tidur
“Alhamdulillaahil
ladzii ahyaanaa ba’da maa amaatanaa wa ilayhin nusyuuru.”
Artinya
: Segala puji bagi Allah yang menghidupkan kami setelah mematikan kami.
Kepada-Nya-lah kami akan kembali (HR. Bukhari)
5)
Doa Terkejut Bangun Dari Tidur
“A’uudzu
bikalimaatillahit tammaati min ghadhabihi wa min syarri ‘ibaadihi wa min
hamazaatisy syayaathiini wa an yahdhuruuni.”
Artinya
: Aku berlindung dengan kalimah Allah yang sempurna dari kemarahan Allah dari
kejahatan hamba-hamba-Nya dan dari gangguan setan dan dari kehadiran mereka
(HR. Abu Daud dan Tir-middzi)
6)
Doa Mimpi Baik
“Alhamudlillaahirrabbil
‘alamiin.”
Artinya
: Segala puji bagi Allah Tuhan sekalian alam (HR. Bukhari)
7)
Do’a Mimpi Tidak Baik
“Allaahumma
innii a;uudzu bika min ‘amalisy syaythaani, wa sayyi’aatil ahlaami.”
Artinya
: Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari perbuatan setan dan dari
mimpi-mimpi yang buruk (HR. Ibn as-Sani)
7.
Pengertian kepercayaan
Kepercayaan berasal dari kata percaya,
artinya mengakui atau meyakini akan kebenaran. Kepercayaan adalah hal-hal yang
berhubungan dengan pengakuan atau keyakinan akan kebenaran. Maka jelaslah
kepada kita, bahwa dasar kepercayaan itu adalah kebenaran. Ada jenis
pengetahuan yang dimilik seseorang, bukan karena merupakan hasil penyelidikan
sendiri, melainkan diterima dari orang lain. Kebenaran pengetahuan yang
didasarkan atas orang lain itu disebabkan karena orang lain itu dapat
dipercaya. Yang diselidiki bukan lagi masalahnya, melainkan orang yang
memberitahukan itu dapat dipercaya atau tidak. Pengetahuan yang diterima dari
orang lain atas kewibawaannya itu disebut kepercayaan. Makin besar kewibawaan
yang memberitahu mengenai pengetahuan itu makin besar kepercayaan.
Dalam agama terdapat kebenaran-kebenaran
yang dianggap diwahyukan artinya diberitahukan oleh Tuhan langsung atau tidak
langsung kepada manusia. Kewibawaan pemberi kebenaran itu ada yang melebihi
besamya . Kepercayaan dalam agama merupakan keyakinan yang paling besar. Hak
berpikir bebas, hak atas keyakinan sendiri menimbulkan juga hak ber agama
menurut keyakinan. Dalam hal beragama tiap-tiap orang wajib menerima dan
menghormati kepercayaan orang yang beragama itu, Dasarnya ialah keyakinan
masing-masing.
8.
Teori-teori kebenaran
1)
Teori Kebenaran Koherensi
Yaitu adanya kesesuaian atau
keharmonisan antara sesuatu yang lain dengan sesuatu yang memiliki hirarki yang
lebih tinggi dari sesuatu unsur tersebut, baik berupa skema, sistem, ataupun
nilai. Koherensi biasa pada tatanan sensual rasional maupun pada dataran
transcendental.
Teori koherensi dapat juga disebut
dengan teori konsistensi, yaitu teori yang mengatakan, suatu pernyataan
dianggap benar apabila pernyataan bersifat koheren atau konsisten dengan
pernyataan-pernyataan sebelumnya yang telah dianggap benar secara logis.
Contoh
:
Pernyataan “Seluruh mahasiswa UNS harus
mengenakan almamater saat perkuliahan berlangsung.” Sulis adalah mahasiswa UNS,
Sulis harus mengenakan almamater saat perkuliahan berlangsung. Pernyataan
tersebut adalah benar sebab pernyataan kedua konsisten dengan pernyataan
pertama.
2)
Teori Kebenaran Korespondensi
Teori korespondensi berpandangan bahwa
suatu pernyataan dikatakan benar apabila materi pengetahuan yang dikandung
pernyataan itu berkorespondensi (berhubungan) dengan pernyataan yang ada di
alam atau obyek yang dituju pernyataan tersebut.
Berpikir korespondensial adalah berpikir
tentang terbuktinya sesuatu itu relevan dengan sesuatu yang lain. Korespondensi
relevan dibuktikan dengan adanya kejadian yang sejalan atau berlawanan arah
antara kenyataan dengan fakta yang diharapkan.
Contoh
:
Pernyataan “Ibu adalah orang yang melahirkan
kita”, pernyataan tersebut benar karena faktanya memang ibulah yang telah
melahirkan kita. Sedangkan pernyataan lain “Bapak adalah orang yang melahirkan
kita”, pernyataan tersebut tidak benar sebab tidak ada obyek yang berhubungan
dengan pernyataan tersebut. Jadi secara faktual “Orang yang melahirkan kita
bukan bapak, melainkan ibu”
3)
Teori Kebenaran Performatif
Adalah kebenaran yang diputuskan atau
dikemukakan oleh pemegang otoritas tertentu. Masyarakat dapat menganggap suatu
hal itu benar, meski terkadang bertentangan dengan bukti-bukti empiris.
Dalam kehidupan sehari-hari, manusia
terkadang harus mengikuti kebenaran performatif. Pemegang otoritas yakni
pemerintah, pemimpin agama, pemimpin adat, pemimpin masyarakat, dan sebagainya.
Kebenaran performatif cenderung
menjadikan manusia kurang inisiatif dan inovatif, karena mereka hanya mengikuti
kebenaran dari pemegang otoritas, sehingga tidak terbiasa berfikir secara
kritis dan rasional.
Contoh
:
Ketua RT memutuskan bahwa hari minggu
pada minggu pertama tiap bulan akan menjadi agenda rutin untuk para warga
melaksanakan kerja bakti, sebagian masyarakat menyetujuinya, namun juga
sebagian masyarakat ada yang tidak setuju dengan keputusan tersebut.
4)
Teori Kebenaran Pragmatis
Teori pragmatis mengatakan bahwa
pernyataan diukur dengan kriteria apakah pernyataan tersebut bersifat
fungsional dalam kehidupan praktis. Maksudnya, suatu pernyataan adalah benar
apabila pernyataan atau konsekuensi dari pernyataan itu mempunyai kegunaan
praktis dalam kehidupan manusia.
Contoh
:
Seseorang yang mencetuskan ide untuk
menciptakan suatu alat perontok padi, kemudian ide tersebut direalisasikan
hingga tercipta alat perontok padi yang dapat digunakan oleh manusia untuk
mempermudah pekerjaannya dalam proses merontokkan padi. Maka alat perontok padi
dianggap benar, karena alat tersebut adalah fungsional dan mempunyai kegunaan.
5)
Teori Kebenaran Proposisi
Menurut Aristoteles, proposisi
(pernyataan) dikatakan benar apabila sesuai dengan persyaratan formal suatu
proposisi. Kemudian pendapat lain dari Euclides, proposisi bernilai benar tidak
dilihat dari benar formalnya, tetapi dilihat dari benar menurut materialnya.
6)
Teori Kebenaran Paradigmatik
Yakni suatu teori yang menyatakan benar
apabila teori itu berdasarkan pada paradigma atau perspektif tertentu dan ada
komunitas ilmuan yang mengakui paradigma tersebut. Kebenaran paradigmatik
sebenarnya pengembangan dari kebenaran korespondensi. Paradigma berfungsi
sebagai keputusan yuridiktif yang diterima dalam hukum tak tertulis.
9.
Usaha-usaha manusia untuk meningkatkan
rasa percaya kepada Tuhan
Usaha
itu antara lain :
1) Meningkatkan
ketaqwaan kita dengan jalan meningkatkan ibadah.
2) Meningkatkan
pengabdian kita kepada masyarakat.
3) Meningkatkan
kecintaan kita kepada sesama manusia dengan jalan suka menolong, dermawan, dan
sebagainya.
4) Mengurangi
nafsu mengumpulkan harta yang berlebihan.
5) Menekan
perasaan negatif seperti iri, dengki, fitnah, dan sebagainya.
Referensi
Social Plugin