Pemuda dan Sosialisasi
1.
Internalisasi Belajar dan Spesialisasi
1.1 Pengertian Pemuda
Pemuda adalah
individu yang bila dilihat secara fisik sedang mengalami perkembangan dan
secara psikis sedang mengalami perkembangan emosional dengan karakter yang
dinamis, dan optimis namun belum memiliki pengendalian emosi yang stabil.
Sedangkan menurut draft
RUU Kepemudaan, Pemuda adalah mereka yang berusia antara 18 hingga 35 tahun.
Menilik dari sisi usia maka pemuda merupakan masa perkembangan secara biologis
dan psikologis. Oleh karenanya pemuda selalu memiliki aspirasi yang berbeda
dengan aspirasi masyarakat secara umum.
Arti dari kata lain pemuda itu merupakan generasi
penerus sebuah bangsa, kader bangsa, kader masyarakat dan kader keluarga.
Pemuda selalu diidentikan dengan perubahan, betapa tidak peran pemuda dalam
membangun bangsa ini, peran pemuda dalam menegakkan keadilan, peran pemuda yang
menolak kekuasaan.
1.2 Pengertian Sosialisasi
Berikut pengertian sosialisasi menurut para ahli :
1. Charlotte Buhler
Sosialisasi adalah proses yang membantu
individu-individu belajar dan menyesuaikan diri, bagaimana cara hidup, dan
berpikir kelompoknya agar ia dapat berperan dan berfungsi dengan kelompoknya.
2. Peter Berger
Sosialisasi adalah suatu proses dimana seseorang
menghayati serta memahami norma-norma dalam masyarakat tempat tinggalnya
sehingga akan membentuk kepribadiannya.
3. Soerjono Soekanto
Sosialisasi adalah proses mengkomunikasikan
kebudayaan kepada warga masyarakat yang baru.
Jadi, dapat diambil kesimpulan bahwa sosialisasi
adalah proses yang membantu individu melalui media pembelajaran dan penyesuaian
diri, bagaimana bertindak dan berpikir agar ia dapat berperan dan berfungsi,
baik sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat.
1.3 Internalisasi Belajar dan Sosialisasi
Internalisasi belajar
dan Sosialisasi merupakan proses peresapan pengetahuan ke dalam pikiran. Dalam
proses ini, pengetahuan eksplisit (kelihatan, biasanya dalam bentuk simbol dan
kode) diubah ke dalambentuk tasit (tak kelihatan). Contoh internalisasi
adalah membaca buku, cetak maupun digital. Buku cetak tentu tak perlu
dihadirkan dengan teknologi informasi. Sedangkan buku digital atau elektronik
memerlukan teknologi informasi.
1.4 Proses
Sosialisasi, Peranan Sosial Mahasiswa dan Pemuda di Masyarakat
Proses sosialisasi adalah proses pembentukan sikap loyalitas. Loyalitas adalah
perkembangan dari sikap saling menerima dan saling memberi yang lebih baik. Kita sangat mudah melihatnya pembentukan
kesetiaan adalah dalam keluarga. Setiap
anggota keluarga selalu setia sesamanya. Di dalam kelompok dan masyarakat juga kesetiaan
ini berkembang, sebagai dasar kesatuan dan persatuan dalam masyarakat. Dengan
kata lain kesetiaan berkembang mulai dari kelompok yang sederhana hingga
kelompok yang lebih luas.
Proses
Sosialisasi ada 4 yaitu:
1.
Tahapan Persiapan > Tahapan ini dilakukan sejak manusia dilahirkan,
pada saat anak-anak mulai mempersiapkan dirinya untuk mengenal dunia
sosialisasi dari lingkungan rumah, media dan tempat-tempat yag disinggahinya
dengan cara meniru walaupun tidak sempurna.
2.
Tahapan Meniru > Di mana seorang anak yang mulai sempurna untuk
meniru apa yang dilakukan orang dewasa. Dia mulai mengetahui namanya, nama
orang tuanya, dan apa yang dilakukan oleh orang tuanya.
3.
Tahapan Siap Bertindak > Tahapan ini memulai seorang anak yang hanya
meniru menjadi seorang diri yang dia inginkan, menyadari adanya suatu norma
yang ada dirumah maupun dilingkungannya, dan mulai mendapatkan kompleks yang
harus dihadapinya di dalam bersosialisasi.
4.
Tahapan Norma Kolektif >
Tahapan ini sudah dianggap dewasa karna didalam dirinya sudah tau sepenuhnya
apa itu arti norma dalam kehidupanyang sebenarnya, memiliki rasa peduli yang tinggi
terhadap orang yang ia kenal maupun orang yang ia tidak kenal dalam arti
masyarakat luas.
Pada masa 1990 sampai
2000-an demonstrasi masih marak di berbagai tempat. Pada masa itu mahasiswa dan
pemuda menyebutkan dirinya sebagai Gerakan Moral. Sedangkan pada mahasiswa yang
lain gerakan mahasiswa menyebutkan dirinya sebagai gerakan Politik. Mahasiswa
menjadi pecah dan terkadang pragmatis. Tidak menjadi rahasia umum lagi
mahasiswa dibayar untuk berdemonstrasi. Sebelum
terlalu jauh meneropong peranan mahasiswa di luar kampus, sebaiknya kita mesti
ingat bahwa tugas utama mahasiswa dan pemuda adalah belajar di sekolah atau kampus.Peranan mahasiswa dan pemuda di masyarakat kurang
lebih sama dengan peran warga yang lainnnya di masyarakat. Mahasiswa
mendapat tempat istimewa karena mereka dianggap kaum intelektual yang sedang
menempuh pendidikan. Pada saatnya nanti sewaktu mahasiswa lulus kuliah, ia akan
mencari kerja dan menempuh kehidupan yang sama dengan warga yang
lain.
2.
Pemuda dan Identitas
2.1
Pola Dasar Pembinaan dan Pengembangan
Generasi Muda
Pola dasar pembinaan dan pengembangan generasi muda, yaitu :
1. Landasan Idiil :
Pancasila
2. Landasan Konstitusional :
Undang-Undang Dasar 1945
3. Landasan Strategis :
Garis-Garis Besar Haluan Negara
4. Landasan Historis : Sumpah Pemuda Tahun 1928 dan Proklamasi
Kemerdekaan
5. Landasan Normatif :
Etika, tata nilai dan tradisi luhur yang hidup dalam masyarakat
Menurut pola dasar pembinaan
dan pengembangan generasi muda yang ada di atas telah ditetapkan oleh menteri
pendidikan dan kebudayaan dalam keputusan menteri pendidikan dan kebudayaan NO
00323/U/1978 Tanggal 28 Oktober 1978. Jadi, pembinaan dan pengembangan generasi
muda adalah semua pihak yang bersangkutan harus ikut serta dalam kepentingan
generasi muda, agar satu laras mencapai tujuan yang kita semua inginkan.
2.2 Dua Pengertian Pokok Pembinaan dan
Pengembangan, Masalah-masalah Generasi Muda
Dua pengertian pokok pembinaan dan
pembangunan, yaitu :
1.
Generasi Muda sebagai subyek pembinaan
dan pengembangan adalah mereka yang telah memiliki bekal-bekal dan kemampuan serta
landasan untuk dapat mandiri dalam keterlibatannya secara fungsional bersama
potensi lainnya, guna menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi bangsa dalam
rangka kehidupan berbangsa dan bernegara serta pembangunan nasional.
2.
Generasi muda sebagai subyek pembinaan
dan pengembangan adalah mereka yang masih memerlukan pembinaan dan
pengembangan, pertumbuhan potensi dan kemampuan-kemampuannya ke tingkat yang
optimal dan belum dapat bersikap mandiri
yang melibatkan secara fungsional.
Masalah-masalah generasi muda,
yaitu :
1.
Dirasa menurunnya jiwa dan nasionalisme
di kalangan masyarakat termasuk generasi muda.
2.
Kekurangpastian yang dialami oleh
generasi muda terhadap masa depannya.
3.
Belum seimbangnya antara jumlah generasi
muda dengan fasilitas pendidikan yang tersedia, baik yang formal maupun nonformal.
Tingginya jumlah putus sekolah yang diakibatkan oleh berbagai sebab yang bukan
hanya merugikan generasi muda sendiri, tetapi juga merugikan seluruh bangsa.
4.
Kurangnya kesempatan kerja serta tingginya
tingkat pengangguran di kalangan generasi muda mengakibatkan berkurangnya
produktivitas nasional dan memperlambat kecepatan laju perkembangan pembangunan
nasional serta dapat menimbulkan berbagai masalah lainnya.
5.
Kurangnya gizi yang dapat menyebabkan
hambatan bagi perkembangan kecerdasan dan pertumbuhan badan di kalangan
generasi muda. Hal tersebut disebabkan oleh rendahnya daya beli dan kurangnya
perhatian tentang gizi dan menu makanan seimbang di kalangan masyarakat yang
berpenghasilan rendah.
6.
Masih banyaknya pernikahan di bawah
umur, terutama di kalangan masyarakat daerah pedesaan.
7.
Pergaulan bebas yang membahayakan
sendi-sendi pernikahan dan kehidupan keluarga.
8.
Penyalahgunaan narkotika.
9.
Belum adanya peraturan perundangan yang
menyangkut generasi muda.
Dan ada juga masalah lain yaitu:
• Kebutuhan Akan Figur Teladan
Remaja jauh lebih mudah terkesan
akan nilai-nilai luhur yang berlangsung dari keteladanan orang tua mereka
daripada hanya sekedar nasihat-nasihat bagus yang tinggal hanya kata-kata
indah.
• Sikap Apatis
Sikap apatis meruapakan
kecenderungan untuk menolak sesuatu dan pada saat yang bersamaan tidak mau
melibatkan diri di dalamnya. Sikap apatis ini terwujud di dalam
ketidakacuhannya akan apa yang terjadi di masyarakatnya.
• Kecemasan dan Kurangnya Harga Diri
Kata stess atau frustasi semakin
umum dipakai kalangan remaja. Banyak kaum muda yang mencoba mengatasi rasa
cemasnya dalam bentuk “pelarian” (memburu kenikmatan lewat minuman keras, obat
penenang, seks dan lainnya).
• Ketidakmampuan untuk Terlibat
Kecenderungan untuk mengintelektualkan
segala sesuatu dan pola ekonomis, membuat para remaja sulit melibatkan diri
secara emosional maupun efektif dalam hubungan pribadi dan dalam kehidupan di
masyarakat. Persahabatan dinilai dengan untung rugi atau malahan dengan uang.
• Perasaan Tidak Berdaya
Perasaan tidak berdaya ini muncul
pertama-tama karena teknologi semakin menguasai gaya hidup dan pola berpikir
masyarakat modern. Teknologi mau tidak mau menciptakan masyarakat teknokratis
yang memaksa kita untuk pertama-tama berpikir tentang keselamatan diri kita di
tengah masyarakat. Lebih jauh remaja mencari “jalan pintas”, misalnya
menggunakan segala cara untuk tidak belajar tetapi mendapat nilai baik atau
ijazah.
• Pemujaan Akan Pengalaman
Sebagian besar tindakan-tindakan anak
muda dengan minumam keras, obat-obatan dan seks pada mulanya berawal dari hanya
mencoba-coba. Lingkungan pergaulan anak muda dewasa ini memberikan pandangan
yang keliru tentang pengalaman.
2.3 Potensi-Potensi Generasi Muda dan Tujuan
Pokok Sosialisasi
Potensi-potensi yang
terdapat pada generasi muda yang perlu dikembangkan adalah :
• Idealisme dan daya kritis.
• Dinamika dan kreativitas.
• Keberanian mengambil resiko.
• Optimis dan kegairahan semangat.
• Sifat kemandirian, disiplin, peduli,
dan bertanggung jawab.
• Keanekaragaman dalam persatuan dan
kesatuan.
• Patriotisme dan nasionalisme.
• Kemampuan menguasai ilmu dan
teknologi.
Tujuan Pokok
Sosialisasi
1.
Untuk memberikan keterampilan kepada
seseorang untuk bisa hidup bermasyarakat.
2.
Untuk mengembangkan kemampuan sesorang
didalam berkomunikasi dengan secara efektif.
3.
Untuk mengembangkan fungsi-fungsi
organik seseorang dengan melalui introspeksi diri yang tepat.
4.
Untuk menanamkan nilai-nilai serta
kepercayaan kepada seseorang yang memiliki tugas pokok didalam bermasyarakat.
3.
Perguruan dan Pendidikan
3.1 Bagaimana mengembangkan potensi generasi
muda
Negara berkembang masih banyak mendapat kesulitan
untuk penyelenggaraan pengembangan tenaga usia muda melalui pendidikan. Dengan
demikian negara yang berkembang merasakan selalu kekurangan tenga terampil
dalam mengisi lowongan-lowongan pekerjaan tertentu yang meminta tenag kerja
dengan keterampilan khusus. Kekurangan tenaga terampil itu terasa manakala
negara-negara sedang berkembang merencanakan dan berambisi untuk mengembangkan
dan memanfaatkan sumber-sumber alam yang mereka miliki.
Pembinaan dan pengembangan potensi angkatan muda
pada tingkat perguruan tinggi lebih banyak diarahkan dalam program-program
studi dalam berbagai ragam pendidikan formal. Mereka dibina di laboratorium dan
pada kesempatan praktek lapangan. Kaum muda memang betul-betul merupakan suatu
sumber bagi pengembangan masyarakat dan bangsa. Oleh karena itu, pembinaan dan
perhatian khusus harus diberikan bagi kebutuhan dan pengembangan potensi
mereka.
Cara mengembangkan potensi generasi muda:
• Individu harus diberi ilmu pengetahuan
(keterampilan) yang dibutuhkan bagi kehidupan kelak di masyarakat.
• Individu harus mampu berkomunikasi
secara efektif dan mengembangkan kemampuannya.
• Pengendalian fungsi-fungsi organik
yang dipelajari melalui latihan-latihan mawas diri yang tepat.
• Bertingkah laku secara selaras dengan
norma atau tata nilai dan kepercayaan pokok ada pada lembaga atau kelompok
khususnya dan pada masyarakat umumnya.
3.2 Pengertian Pendidikan dan Perguruan Tinggi
·
Pendidikan
Pendidikan adalah usaha
sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran
agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,
akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat. Pendidikan
juga merupakan bimbingan eksistensial manusiawi dan bimbingan otentik, agar
anak belajar mengenali jati dirinya yang unik, bisa bertahan hidup, dan mampu
memiliki serta melanjutkan mengembangkan warisan-warisan sosial generasi yang
terdahulu.
Tujuan pendidikan
adalah menciptakan seseorang yang berkualitas dan berkarakter sehingga memiliki
pandangan yang luas kedepan untuk mencapai suatu cita-cita yang diharapkan dan
mampu beradaptasi secara cepat dan tepat di dalam berbagai lingkungan. Sebab
pendidikan itu sendiri memotivasi diri kita untuk lebih baik dalam segala aspek
kehidupan.
Macam-macam pendidikan :
1.
Pendidikan umum
Pendidikan umum
merupakan pendidikan dasar dan menengah yang mengutamakan perluasan pengetahuan
yang diperlukan oleh peserta didik untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang
lebih tinggi. Bentuknya: Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP),
dan Sekolah Menengah Atas (SMA).
2.
Pendidikan kejuruan
Pendidikan kejuruan
merupakan pendidikan menengah yang mempersiapkan peserta didik terutama untuk
bekerja dalam bidang tertentu. Bentuk satuan pendidikannya adalah Sekolah
Menengah Kejuruan (SMK).jenis ini termasuk ke dalam pendidikan formal.
3.
Pendidikan akademik
Pendidikan akademik merupakan
pendidikan tinggi program sarjana dan pascasarjana yang diarahkan terutama pada
penguasaan disiplin ilmu pengetahuan tertentu.
4.
Pendidikan profesi
Pendidikan profesi
merupakan pendidikan tinggi setelah program sarjana yang mempersiapkan peserta
didik untuk memasuki suatu profesi atau menjadi seorang profesional.
5.
Pendidikan vokasi
Pendidikan vokasi
merupakan pendidikan tinggi yang mempersiapkan peserta didik untuk memiliki
pekerjaan dengan keahlian terapan tertentu maksimal dalam jenjang diploma 4 setara
dengan program sarjana (strata 1).
6.
Pendidikan keagamaan
Pendidikan keagamaan
merupakan pendidikan dasar, menengah, dan tinggi yang mempersiapkan peserta
didik untuk dapat menjalankan peranan yang menuntut penguasaan pengetahuan dan
pengalaman terhadap ajaran agama dan /atau menjadi ahli ilmu agama.
7.
Pendidikan khusus
Pendidikan khusus
merupakan penyelenggaraan pendidikan untuk peserta didik yang berkelainan atau
peserta didik yang memiliki kecerdasan luar biasa yang diselenggarakan secara
inklusif (bergabung dengan sekolah biasa) atau berupa satuan pendidikan khusus
pada tingkat pendidikan dasar dan menengah (dalam bentuk Sekolah Luar
Biasa/SLB).
·
Perguruan Tinggi
Perguruan tinggi adalah
satuan pendidikan penyelenggara pendidikan tinggi. Peserta didik perguruan
tinggi disebut mahasiswa, sedangkan tenaga pendidik perguruan tinggi disebut
dosen. Menurut jenisnya perguruan tinggi dibagi menjadi 2, yaitu:
1.
Perguruan Tinggi Negeri
Perguruan tinggi negeri
adalah perguruan tinggi yang pengelolaan dan regulasinya dilakukan oleh negara.
2.
Perguruan Tinggi Swasta
Perguruan tinggi swasta
adalah perguruan tinggi yang pengelolaan dan regulasinya dilakukan oleh swasta.
3.3 Alasan Untuk Berkesempatan Mengenyam
Perguruan Tinggi
Pertama, sebagai
kelompok masyarakat yang memperoleh pendidikan terbaik, mereka memiliki
pengetahuan yang luas tentang masyarakat, karena adanya kesempatan untuk
terlibat di dalam pemikiran, pembicaraan serta penelitian tentang berbagai
masalah yang ada dalam masyarakat.
Kedua, sebagai kelompok
masyarakat yang paling lama di bangku sekolah, maka mahasiswa mendapat proses
sosialisasi terpanjang secara berencana, dibanding dengan generasi muda
lainnya.
Ketiga, mahasiswa yang
berasal dari berbagai etnis dan suku bangsa dapat menyatu dalam bentuk
terjadinya akulturasi sosial dan budaya.
Keempat, mahasiswa
sebagai kelompok yang akan memasuki lapisan atas dari susunan kekuasaan,
struktur perekonomian dengan sendirinya merupakan elite di kalangan generasi
muda, umunya mempunyai latar belakang sosial, ekonomi, dan pendidikan lebih
baik dari keseluruhan generasi muda lainnya. Mahasiswa pada umumnya mempunyai
pandangan yang lebih luas dan jauh ke depan serta keterampilan beroganisasi
yang lebih baik dibandingkan dengan generasi muda lainnya.
Social Plugin