Yogyakarta – Bali


Pada kesempatan kali ini saya akan menceritakan sebuah pengalaman study tour yang sangat indah saat saya di SMA. Penasaran seperti apa ceritanya? Yuk, langsung aja baca cerita di bawah ini.

            Persiapan pada hari pertama ingin menuju Yogyakarta lancar, aman, dan terkendali. Tiap-tiap bus didampingi oleh beberapa guru dan seorang tour leader. Di setiap perjalanan yang kami lewati tour leader selalu menjelaskan entah itu jalan, bangunan dan sebagainya.
            Setelah tiba di Yogya kami pun disambut hangat oleh penduduk desa.  Terdengar suara gending jawa dan tarian yang bertokoh pewayangan. Setelah itu kami dikenalkan dengan induk semang masing-masing. Sejenak istirahat, lalu kami pun dikumpulkan di Tempat Berkumpul untuk memulai kegiatan. Bermula dari melihat pembuatan kopi, pembuatan keripik ubi ungu, membuat wayang, bermain gamelan, menari, membatik, tracking ke kali kuning, membajak sawah dengan menaiki kerbau, dan berakhir dengan menangkap lele.
            Kami pun pulang ke rumah induk semang masing-masing dengan pakaian basah kuyup tapi dengan hati senang karena mendapat lele yang cukup banyak untuk kami santap di makan malam bersama induk semang. Karena kami di desa wisata cuma sehari, malam harinya ada acara ramah tamah bersama penduduk desa wisata. Terdapat panggung yang cukup sederhana dan acara pun berlangsung cukup meriah. Sangat melelahkan kegiatan yang kami lakukan di desa wisata ini tapi kami merasa senang dan bangga bisa merasakan bagaimana rasanya hidup di bawah kaki gunung merapi karena desa wisata ini jaraknya hanya 12 km dari gunung merapi.
            Tak terasa hari ini pun kami meninggalkan desa wisata yang indah nan elok pemadangannya  ini.            Kepergian kami pun diantar oleh induk semang dan penduduk desa sekitar. Selanjutnya, kami melanjutkan perjalanan menuju UGM. Sampai di UGM, saya merasa sangat senang bisa berkunjung ke salah satu universitas terfavorit di negeri ini. Kelas IPA akan berkunjung ke fakultas biologi dan kelas IPS akan berkunjung ke fakultas akutansi. “Tahun ini kita sebagai siswa yang berkunjung tapi insya allah tahun depan kita bisa sebagai calon mahasiswa universitas favorit ini.” ujar salah seorang guru. Setelah berkunjung ke UGM, kami pun melanjutkan perjalanan menuju Bali.
            Sampai di pelabuhan ketapang, tour leader menginstruksikan kami untuk turun dari bus ketika menyebrang. Kami pun menyebrang menggunakan   kapal feri menuju pelabuhan limanuk. Sampai di pelabuhan gilimanuk, ada seorang tour leader dari Bali yang akan menemani kami berkeliling wisata yang ada di bali. Dan kami pun langsung menuju Tanah Lot. Di perjalanan, mbok atau tour leader yang berasal dari tanah bali itu menjelaskan banyak hal tentang Bali.
            Mulai dari bagian pulau bali dari utara, barat, timur, hingga selatan. Mata pencaharian setiap bagian wilayah pulau bali bermacam-macam. Ada yang petani, pengrajin, dan masih banyak yang lainnya. Kami juga diajarkan silsilah keluarga dalam adat bali. Dan beberapa nama panggilan dalam bahasa bali. Dan tak terasa kami pun tiba di Tanah Lot. Mbok menjelaskan asal muasal Tanah Lot secara runtut. Tempat parkir bus menuju Tanah Lot lumayan jauh jadi kami pun harus berjalan kaki kesana. Disana terpampang jelas laut luas dengan bebatuan yang besar di tepinya dan itu membuat pemandangan laut menjadi semakin indah. Banyak sekali turis domestik maupun mancanegara yang mengunjungi Tanah Lot ini. Semakin sore, muncullah sunset yang indah. Setelah menghabiskan waktu cukup lama di Tanah Lot kami pun melanjutkan menuju hotel. Sebelum ke hotel, kami pun menuju restoran. Renon namanya. Disana kami disajikan makan malam yang begitu spesial karena pelayan mengantarkan lauk pauk secara bergantian hampir 6 kali. Berasa di hotel bintang lima,hehe.. Kemudian kami menuju ke hotel inna bali.
            Hari ke - 2 di bali. Kami disajikan menu sarapan yang beragam. Ada bubur, roti, nasi goreng. Minumannya   ada teh, jus, air putih. Buahnya pun tak lupa. Perjalanan pertama kami hari ini yaitu ke pementasan tarian barong. Keistimewaan dari tarian barong yang            saya lihat yaitu unsur komedi yang disisipkan pada setiap bagian membuat penonton tak bisa menahan gelak tawa. Lanjut ke kintamani, disana terdapat gunung batur yang dapat dinikmati keindahannya dari dalam bus. Tapi berhubung disana banyak kabut, jadi pemandangan gunung batur yang indah terlihat sedikit.
            Lanjut ke joger, disana pusat oleh-oleh yang  sangat terkenal di bali. Lanjut ke kuta, kami harus menunggu angkutan umum karena jarak antara tempat parkir bus dengan kuta sangat jauh. Selain itu juga karena jalan menuju kuta terlalu sempit untuk dilewati bus besar. Di pantai kuta, kami menikmati  deburan ombak dan indahnya sunset. Tak lupa kami berfoto-foto karena tidak ingin melewatkan momen yang sangat indah ini. Kemudian kami makan malam di Krisna dengan dihibur oleh band yang sedang tampil di panggung.
            Hari terakhir di inna hotel, bali. Sarapannya pun nikmat. Lanjut ke Tanjung Benoa. Disana ada beberapa kegiatan olahraga air yaitu banana boat, jet ski, parasailing, snorkeling, dan masih banyak yang  lainnya. Selain olahraga air, pesona lain pantai ini yaitu Pulau Penyu. Pulau ini merupakan tempat penangkaran berbagai spesies penyu yang sudah mulai langka.
            Selain itu ada juga ular, elang laut, rangkong, dan kelelawar. Pulau ini berjarak kurang lebih 30 menit perjalanan dengan perahu. Perahu beralas kaca sehingga kami dapat menikmati pemandangan bawah laut selatan bali yang indah. Lanjut ke Uluwatu.
Sampai disana kami harus memakai selendang sebab tour leader bali bilang kalau Uluwatu ini tempat suci. Uluwatu terlihat seperti hutan yang luas. Si Mbok bilang kalau di Uluwatu itu banyak sekali monyet. Monyet penjaga pura ini terbilang jahil sebab tak banyak dari beberapa pengunjung yang mereka jahili. Dari yang diambil sendalnya, handphone, bahkan kacamata pun diambil. Sebelum masuk ke Uluwatu kami tidak diperbolehkan membawa handphone, melepaskan sandal tiba-tiba, dan memakai kacamata. Disana terbentang pantai Pecatu yang katanya sering kali digunakan sebagai tempat untuk olahraga selancar, bahkan acara internasional sering kali diadakan disini. Lanjut ke GWK atau Garuda Wisnu Kencana. Disana terdapat patung wisnu yang baru setengah jadi dan GWK yang berdiri secara utuh. Patung ini akan menjadi patung raksasa dan nantinya akan nampak megah nan indah. Patung GWK nantinya akan dapat dilihat wisatawan yang berada di Kuta, Sanur, Nusa Dua, hingga Tanah Lot. Patung GWK tersebut akan memiliki tinggi 75 meter. Inilah hasil karya seniman bangsa, I Nyoman Nuarta. Lanjut ke Jimbaran. Terletak di sebelah selatan pulau bali. Saat menyusuri jalan di daerah Jimbaran, terlihat sederetan restoran yang menawarkan menu makanan seafood.
            Penyeberangan ke pelabuhan ketapang sedikit terlambat dikarenakan ombak yang besar sehingga pelabuhan menutup pemberangkatan kapal. Akhirnya, pukul 05.00 kami  baru melakukan penyeberangan. Sampai di pelabuhan ketapang sekitar pukul 07.00 dan makan pagi di sebuah rumah makan. Akibat dari keterlambatan kapal menyebrang tour leader kami bilang bahwa kami akan sampai di Malioboro sekitar pukul 12 malam. Walaupun para supir bus sudah sudah mengarahkan tenaganya tetapi kami sampai di Malioboro malam dan toko-toko disana sudah tutup. Akhirnya kami berhenti di salah satu pusat oleh-oleh di dekat pom bensin. Lalu melanjutkan perjalanan ke Jakarta.
            Tak terasa hari terakhir study tour kami berakhir. Dan tak terasa juga kami akan berpisah dengan teman sekelas. Kami menghabiskan waktu terakhir study tour ini dengan berfoto dan membuat video. Study tour ini menjadi kenangan kami di kelas XI. Kenangan yang indah, indah, dan sangat indah. Cukup sekian pengalaman study tour singkat yang dapat saya ceritakan, terima kasih.